Jumat, 21 Oktober 2016

Malam yang sendu

Tidak bisakah kita seperti yang dulu lagi?
Pertanyaan berulang-ulang yang aku abaikan sudah beberapa hari ini.
Sudahlah,ku mohon untuk tidak mengulangi pertanyaan itu lagi,karna jika aku bilang tidak bermakna tidak dan sampai kapanpun tidak.Cobalah untuk sedikit memahami posisi ku,ku mohon pinta ku dengan tetesan air mata dipenghujung mata yang hampir saja tumpah.
Tapi kita tidak pernah berselisih paham ataupun bertengkar hebat selama ini,sekarang kenapa hanya karna kejujuran ini kita harus mengakhiri semua yang sudah kita bina?sudah hampir 8 tahun kita saling bersama dan sudah hampir 6 tahun aku menunggu mu,dan selama ini aku dan kamu selalu saling terbuka satu sama lain,tidak ada satu hal pun yang jadi rahasia diantara kita,apa kamu tidak bisa sedikitpun memikirkan itu?desak mu yang semakin menyudutkan aku.
Aku melangkah pergi jauh dan semakin jauh,aku tidak ingin kamu tahu apa sebenarnya yang aku rasa,aku hanya ingin kamu tahu aku baik-baik saja,hanya itu tidak lebih.
Melepaskan perhubungan kita sama seperti melepas separuh cita-cita yang aku impikan selama ini,melepas sebagian dari kepingan hati ku.cukup aku yang tahu.
Pagi ini saat aku terbangun dari tidur ku seperti tidak ada hal apa-apapun yang terjadi tadi malam,hanya ada sedikit rasa sepi tanpa pesan ucapan selamat pagi dari mu,aku tersenyum sendiri mungkin perlahan dia sudah bisa menerima keputusan ku,fikir ku dihujung senyum manis yang aku paksakan.
Aku tidak membiarkan otak ku untuk berfikir lebih jauh lagi tentang dia,aku segera bergegas mengambil handuk dan setengah berlari kekamar mandi,ini adalah hari permulaan hidup ku yang baru dan aku harus lebih semangat dan yang terpenting aku harus membiasakan diriku tanpa dia,aku bertekad dalam hati ku.
Siang ini aku dapat satu pesan dari ibu ku yang baru sempat aku baca kala senja berubah malam.
Ibu ku menyuruh aku untuk pulang kampung,tuhan....ada apa lagi ini fikir ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar